BAB I
PENDAHULUAN
1. TNI Angkatan Udara adalah bagian integral dari TNI, merupakan inti kekuatan matra Dirgantara Nasional dalam rangka menyelenggarakan pertahanan Nasional di Udara. Peranan ini mengharuskan TNI Angkatan Udara untuk dapat membentuk dan membina matra udara yang tangguh secara berkecepatan, daya capai, daya tembus, daya gempur dan kekenyalan. Dalam mewujudkan/ mengoperasikan kekuatan yang sedemikian itu antara lain diperlukan kesiapan pesawat terbang dengan daya guna yang optimal setiap waktu. Dalam hal ini mutlak diperlukan kemampuan dukungan logistik yang tangguh, termasuk dukungan pemeliharaan baik ditingkat ringan sedang maupun berat.
2. Koharmatau merupakan Komando Utama TNI Angkatan udara yang bertugas pokok menyelenggarakan pemeliharaan pesawat terbang TNI Angkatan Udara. Salah satu unsur Koharmatau yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan pesawat terbang tingkat berat adalah Depohar 10. Fasilitas dan sarana produksi/peralatan kerjanya meliputi bangunan, hanggar, bengkel dan gudang serta peralatan permesinan sebagian masih memakai peninggalan pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang ditambah dengan peralatan baru beserta penambahan bangunan lainnya. Dengan sarana dan fasilitas yang ada sekarang Depohar 10 tidak pernah absen dalam operasi udara dalam rangka pertahanan keamanan maupun tugas-tugas dibidang sosial politik. Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas ini adalah atas dasar keuletan dan sikap mental yang dimiliki oleh seluruh warga Depohar 10 dalam mengemban tugasnya.
3. Maksud dari penulisan sejarah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peranan Depohar 10 berikut pertumbuhan dan perkembangannya untuk diketahui oleh seluruh anggota terutama generasi muda yang kelak sebagai pelaku peningkatan kemampuan ini untuk dijadikan titik tolak mempersiapkan diri menerima tugas yang dibebankan oleh TNI Angkatan Udara khususnya dan TNI pada umumnya.
4. Agar buku ini dapat mudah diikuti dan diperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan Depohar 10, serta Dharma Bhakti yang telah dipersembahkan kepada Nusa dan Bangsa, sejak diserahkan kepada TNI Angkatan Udara (AURIS) pada tanggal 27 Desember 1949. Buku ini disusun berdasarkan periode waktu, dimana setiap periode merupakan periode yang mencerminkan penggantian nama kesatuan dan kegiatan-kegiatan yang menonjol. Selain itu untuk lebih mengenal arti peninggalan benda sejarah yang sampai saat ini masih digunakan untuk kegiatan pemeliharaan pesawat terbang akan disampaikan sekilas periode waktu sebelum kesatuan ini diserahkan kepada AURIS, yaitu periode waktu ketika perjuangan phisik.
BAB II
SEKILAS PERIODE WAKTU SEBELUM DISERAHKAN
KEPADA AURIS
Periode Tahun 1926-1942 ("LUCHVAART AFDELING")
1. Kesatuan didirikan oleh Pemerintah Penjajahan Hindia Belanda, kira-kira pada tahun 1926/1927, jadi sebelum Perang Dunia II, Tugas pokok dari kesatuan ini adalah melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang dari Angkatan Perang Pemerintah Hindia Belanda. Adapun pesawat terbang tersebut, adalah tipe "Gleen L. Martin", Bewster Buffalo" dan Lockheed Loader Star". Kesatuan ini diberi nama "Luchvaart Afdeling" dan disingkat "LA".
Periode Tahun 1942-1945 ("Yosida Butai")
2. Setelah Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang pada Tahun 1942, maka kesatuan ini digunakan untuk melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang, beserta "Overhaul" komponennya milik Angkatan Perang Kerajaan Jepang. Kesatuan ini diberi nama "Yosida Butai". Adapun pesawat terbang yang diperlihara pada waktu itu adalah tipe "Bomber Nakayama", "Mitsubishi", "Nishikoren", "Guntai", "Hayakusha" dan "Cukyu". Kesatuan ini hanya melayani pesawat-pesawat terbang yang beroperasi di Front Barat, yaitu Birma, Singapura, Cina selatan dan sekitarnya.
3. Untuk mendukung operasi-operasi udara di front timur, yaitu kepulauan Solomon dan sekitarnya, dibentuk satu kesatuan lagi di kota Malang pada pertengahan tahun 1942, yang diberi nama "Ozawa Butai", kesatuan inilah yang sekarang disebut "Depohar 30" di Lanud Abdurahman Saleh. Tenaga-tenaga inti yang dipergunakan oleh Jepang untuk mendirikan kesatuan di Malang adalah diambil dari anggota "Yosida Butai" kurang lebih 250 orang. Adapun tenaga inti tersebut antara lain; Bapak RA. Wiriadinata yang sekarang berpangkat Marsekal Muda Purnawirawan, pernah menjabat Panglima Kopasgat dan Wagub DKI, Almarhum Kapten Sarengat, Kapten Purnawirawan Marma dan Mayor Purnawirawan Memed dengan Jabatan yang pernah dipangkunya di Wingmat 10 sebagai Kadet Ins periode tahun 1971-1976, setelah Purnawirawan beliau sebagai Karyawan PT. DAS di Bandung.
Periode Tahun 1945-1949 ("Eerste Vliegtuig Reparatie Basis)"
4. Pada waktu perjuangan phisik Kesatuan ini dikuasai oleh Tentara Pendudukan Sekutu khususnya Tentara Belanda. Oleh Belanda kesatuan ini dinamakan "Gerste Vliegtuig Reparatie Basis" yang disingkat "IEVRB". Kesatuan ini melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang tipe : B-25 "Mitchell", P-51 "Mustang", AI-16 "Harvard", L-4J "Piper Cup", C-47 "Dacota" dan Auster.
5. Tenaga-tenaga mekanik dari "IEVRB" sebagian besar adalah anggota "ML". Anggota "Yosida butai" hampir semuanya keluar kota Bandung untuk ikut bergerilya dengan kesatuan lain.
Beberapa tenaga akhli/inti meneruskan tugasnya memperbaiki pesawat-pesawat terbang peninggalan tentara Jepang ke Pangkalan-pangkalan yang belum dikuasai oleh pihak Belanda, seperti di Pangkalan Udara Cibeureum Tasikmalaya, Maguwo, Yogyakarta, Maospati, Madiun. Pesawat terbang yang berhasil dengan fasilitas/peralatan yang sangat terbatas dapat diterbangkan antara lain tipe : "Nishikoren", "Hayabusha" serta "Cureng" yang pernah digunakan menyerang kedudukan tentara Belanda di Ambarawa dan Salatiga, "Guntai" yang dipakai untuk membom tentara belanda di Semarang.
BAB III
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
DEPO PEMELIHARAAN 10
Periode Tahun 1949-1957 ("Asisten I Direktur Perawatan Teknik I")
1. Setelah penyerahan kedaulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949, maka kesatuan ini diserahkan kepada AURIS dari "ML", dengan tugas pokok melaksanakan "Pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang/komponennya milik AURIS". Sesuai dengan keputusan Menpangau nomor : 96/50/Pen/53 tanggal 31 Desember 1953 dan terhitung tanggal 1 Januari 1950, dinamakan "Asisten I Direktur Perawatan Teknik I". Sebagai pejabat Komandan ditunjuk Letnan Udara Satu Nurtanio Pringgo Adisuryo, beliau menjabat sampai dengan pangkat mayor Udara dan diganti pada tanggal 1 Juni 1957 oleh Kapten Udara A. Patah yang menjabat sampai dengan 1 April 1958.
2. Mayor Udara Nurtanio setelah tidak aktif di Kesatuan ini, mendirikan "Depot Pembuatan Penelitian Dan Perkembangan" yang pada tahun 1960 dengan keputusan Men Pangau nomor : 480, Depot ini diresmikan menjadi lembaga yang diberi nama "Lembaga Persiapan Industri Penerbangan" dan disingkat menjadi "LAPIP". Pangkat terakhir beliau adalah Laksamana Muda Anumerta. Gugur pada bulan Maret 1966, bersama-sama Komodor Anumerta Supadio pada waktu bertugas melaksanakan "Pengujian terbang/Test Fligh" pesawat terbang bukan produksi lapip.
3. Personel dari Asisten I Direktur Perawatan Teknik I, sebagian besar adalah bekas anggota "Yosida Butai" yang kembali dari daerah gerilya, lulusan Sekolah Teknik Udara Maospati Madiun dan sebagian lagi anggota bekas "ML"/ Belanda.Lulusan STU Maospati tersebut antara lain Marsda TNI Purnawirawan Untung Suwignyo, beliau bekas Danjen Kolog AU periode 1968-1976, Jabatan terakhir Direktur Umum PT. "INDUSTRI PENERBANGAN NURTANIO" merangkap Direktur PT. DAS perwakilan Bandung, gugur dalam melaksanakan tugas, karena kecelakaan pesawat terbang CASA-212 di gunung sanggabuwana pada bulan Januari 1980.
PERIODE TAHUN 1957-1962 ("DEPOT PERAWATAN TEKNIK UDARA I")
4. Berdasarkan Surat Keputusan Men Pangau Nomor 73/1957 terhitung mulai tanggal 1 April 1957, kesatuan ini diganti nama menjadi "Depot Perawatan teknik Udara I" dan memiliki tugas memelihara :
a. Pesawat Pembom tipe B-25 Mitchell dan B-26 Invander
b. Pesawat Buru Taktis tipe P-51 Mustang
c. Pesawat Angkut tipe c-47 Dakota
d. Pesawat SAR/Intai tipe PBY-5A, UF-1 Albatros, Helicopter dan Otter.
5. Penggantian pimpinan pada periode ini, Kapten Udara A. Patah diganti oleh Kapten Udara Ir. Suratman Dharma Prawira. Kemudian pada tanggal 1 April 1958 Kapten Udara Ir. Suratman Dharma Prawira diganti oleh Mayor Udara GF. Mambo.
PERIODE TAHUN 1962-1965 ("DEPOT TEKNIK 001")
6. Pada tanggal 17 Juli 1962 "Depot Perawatan Teknik Udara I" diganti dengan nama "Depot Teknik 001", sesuai dengan Surat Keputusan Men Pangau Nomor 131 tahun 1962. Dalam periode ini terjadi penggantian pimpinan yaitu Mayor Udara GF Mambo diganti oleh Mayor Udara Sumartoyo.
PERIODE TAHUN 1965-1966 ("DEPOT TEKNIK 011")
7. Berdasarkan Surat Keputusan Men Pangau Nomor 17 tahun 1965. "Depot Teknik 001". Penggantian pimpinan dalam periode ini adalah Mayor Udara Sumartoyo, diganti oleh Mayor Udara Ir. Sukendro Wardoyo pada tanggal 1 April 1965.
PERIODE TAHUN 1966-1970 ("WING LOGISTIK 010")
8. Pada tanggal 2 Mei 1966, dengan berdasarkan kepada Keputusan Men Pangau Nomor 45 tahun 1966 "Depot Teknik 011" diganti namanya menjadi "Wing Logistik 010" perubahan nama ini diikuti juga dengan perubahan Struktur Organisasinya, baik eselon staf maupun pelaksana. Eselon Staf Organisasi Wing Logistik 010 adalah :
a. Skadron Teknik 011 merupakan pelaksana kegiatan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang.
b. Skadron Teknik 012 merupakan pelaksanaan kegiatan untuk mendukung pemeliharaan pesawat terbang di Skadron 011 dan pemeliharaan komponen di Skatek 013.
c. Skadron Teknik 013 merupakan pelaksana kegiatan pemeliharaan komponen pesawat terbang.
d. Skadron Materiil 014 sebelumnya merupakan kesatuan berdiri sendiri dengan nama Depo Materiil 061, merupakan pelaksana kegiatan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran materiil pesawat terbang.
e. Gudang Pemeliharaan Pusat merupakan pelaksana pergudangan materiil pesawat terbang untuk mendukung pemeliharaan di Skatek-Skatek lingkungan Winglog 010.
9. Penggantian Pimpinan dalam periode ini adalah Mayor Udara Ir. Sukendro Wardoyo diganti oleh Mayor Udara Djukahdi A. pada awal tahun 1968.
Periode Tahun 1970-1978 ("Depot Logistik 010")
10. Pada tanggal 1 Juli 1970 sesuai dengan Surat Keputusan Men Pangau nomor 57 tahun 1970 "Wing Logistik 010" namanya diganti menjadi "Depot Logistik 010". Dengan adanya perubahan ini, Struktur Organisasinya juga mengalami perubahan, baik ditingkat Markas maupun Kesatuan pelaksananya. Pada periode ini peningkatan kemampuan Depot Logistik 010 adalah :
a. Pada tahun 1972 Kesatuan Pemeliharaan 15, memiliki kemampuan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang C-130 Hercules.
b. Pada tahun 1976 Kesatuan Pemeliharaan 16, memiliki kemampuan pemeliharaan tingkat berat pesawat Helicopter jenis S-58T Twinpac yang kemudian berkembang sehingga mampu memelihara pesawat jenis Puma SA-330, Hughes dan Soloy.
11. Struktur Organisasi Depot Logistik 010 pada garis besarnya adalah sebagai berikut :
a. Eselon Staf
1) Staf Operasi diganti menjadi Dinas Pemeliharaan.
2) Staf pembinaan diganti menjadi Dinas Pembinaan
3) Inspeksi dari Staf Khusus ditingkatkan menjadi Dinas Inspeksi
4) Seksi Materiil disingkat menjadi Dinas Pembekalan
5) Staf Khusus disederhanakan menjadi Sekretariat Umum dan Detasemen Markas.
b. Eselon Pelaksana
1) Skadron Teknik diganti menjadi Kesatuan Pemeliharaan disingkat Sathar.
2) Skadron Materiil diganti menjadi Kesatuan Pembekalan disingkat Satkal.
3) Gudang RPC ditingkatkan menjadi Seksi Pusat Proses Perbaikan Pesawat Terbang, disingkat P3KP.
4) Pemeriksaan bahan dan kalibrasi ditingkatkan menjadi Seksi Inspeksi Materiil disingkat Siinsmat.
12. Penggantian pimpinan dalam periode ini adalah Letkol TPT Djukahdi A. diganti oleh Letkol TPT A. Rukmana pada tahun 1971. Pada tahun 1976 Kolonel TPT A. Rukmana diganti oleh Kolonel TPT Subagyo. Kolonel TPT Subagyo diganti oleh Kolonel TPT Sutjiptadi.
PERIODE TAHUN 1978-1985 ("WING MATERIIL 10")
13. Dengan berdasarkan Surat keputusan Kasau Nomor : Kep/19/V/78 terhitung tanggal 23 Mei 1978 "Depot Logistik 010" diganti nama menjadi "Wing Materiil 10".
14. Peningkatan kemampuan pada periode ini adalah Bengkel Propeller, Instrument dan Hydraulic dapat melaksanakan overhaul komponen propeller, instrument dan hydraulic berbagai tipe pesawat terbang. Struktur Organisasi sedikit mengalami perubahan yaitu :
a. Staf Khusus ditambah urusan pengadaan disingkat Urada dan Pemegang Kas disingkat Pekas.
b. Kesatuan Pemeliharaan diganti namanya menjadi Skadron teknik disingkat Skatek.
c. Kesatuan Pembekalan diganti namanya menjadi Skadron materiil disingkat Skamat.
d. Staf Skadron Teknik ditambah urusan materiil disingkat Urmat.
15. Penggantian Pimpinan dalam periode ini adalah Kolonel TPT Sutjiptadi diganti oleh Letkol TPT Soemarno pada tahun 1979. Selanjutnya Kolonel TPT Soemarno diganti oleh Kolonel I.M Sugeng pada tanggal 25 Mei 1984.
16. Tugas pokok dan fungsi Wing Materiil 10 adalah menyelenggarakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang dan overhoul komponen-komponennya, baik yang bersayap tetap (Fixwing) maupun bersayap putar ("Rotari Wing") guna mendukung operasi udara TNI Angkatan Udara, sedangkan fungsinya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang bersayap tetap dan putar.
b. Modifikasi dan perbaikan tingkat pesawat terbang
c. "Major Overhaul" dan "Repair" komponen pesawat terbang
d. Memberikan bantuan tenaga spesialis/teknis untuk pemeliharaan pesawat terbang diluar Wing Materiil 10.
e. Kalibrasi alat-alat ukur presisi yang digunakan dilingkungan TNI AU dan pemeriksaan spare part dengan sitim NDI.
f. Menerima, menyimpan dan menyalurkan materiil pesawat terbang untuk menunjang kegiatan pemeliharaan pesawat terbang.
PERIODE TAHUN 1985-1998
("DEPO PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG 10")
17. Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor : Skep/01/III/1985 terhitung tanggal 11 Maret 1985 "Wing Materiil 10" diganti namanya menjadi "Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10" disingkat "Depopesbang 10". Struktur Organisasi mengalami perubahan diantaranya :
a. Komandan Skadron teknik diganti menjadi Kepala bengkel Pemeliharaan disingkat Kabenghar.
b. Komandan Detasemen Markas diganti menjadi Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam disingkat Kataud.
c. Gudang Pemeliharaan Pusat SITE IV GPP 14 menjadi Titik Bekal disingkat TB berdasarkan Skep Dan Koharmatau Nomor : Skep/11/VIII/1986 tanggal 6 Agustus 1986 sedangkan GPP I dibawah pembekalan Materiil Pusat.
d. Pusat Proses Perbaikan Komponen Pesawat Terbang (P3KP) menjadi Pusat Proses Perbaikan (P3).
e. Dinas Insfeksi menjadi Pengendalian Kualitas (Dalkual).
f. Dinas Pembekalan (Diskal) ditiadakan dan dibentuk manjadi Seksi Administrasi Materiil (Siminmat)
g. Bengkel Transmisi Benghar 13 dipindahkan ke Benghar 16.
h. Bengkel Radio dari Bengkel 13 diserahkan ke Bengkel 11.
18. Kegiatan pemeliharaan pesawat terbang tetap melanjutkan tugas pokok dan fungsi yang lama. Dengan adanya perubahan GPP 14 menjadi GPP I dibawah naungan Bekmatpus, maka tugas menerima dan menyimpan materiil pesawat terbang tidak lagi dibawah Depopesbang 10.
19. Penggantian Pimpinan dalam periode ini adalah Kolonel TPT I.M. Sugeng diganti oleh Letkol Tek Achmadi pada tanggal 28 Agustus 1986, berdasarkan Skep Kasau Nomor : Skep/32-PKS/VIII/1986 tanggal 12 Agustus 1986. Kemudian pada tahun 1989 berdasarkan Skep Kasau Nomor : Skep/09-PKS/III/1989 Kolonel Tek Achmadi diganti oleh Letkol Tek J. Kartif Hartoyo. Pada tahun 1991 terjadi penggantian pimpinan berdasarkan Skep Kasau Nomor : Skep/20-PKS/IX/1991 Kolonel Tek J. Kartif Haryoto diganti oleh Letkol Tek M. Kuswardhono. Selanjutnya berdasarkan Surat Dan Koharmatau Nomor : B/271-07/05/1/DAN tanggal 24 Juli 1992, terdapat penyempurnaan struktur organisasi Depopesbang 10 antara lain TB menjadi TB Depo 10/GPD dengan dibantu TB Benghar-Benghar. Pada tahun 1994 Kolonel Tek M. Kuswardhono diganti oleh Kolonel Tek Suharsono. Kemudian pada tahun 1996 Kolonel Suharsono diganti oleh Letkol Sudjarwo, SE.SIP.
PERIODE TAHUN 1998 SAMPAI SEKARANG ("DEPO PEMELIHARAAN 10")
20. Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor : Kep/4/II/1998 tanggal 3 Pebruari 1998 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Kotama fungsional
TNI Angkatan Udara dan menyangkut perubahan nama dari "Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10" menjadi "Depo Pemeliharaan 10" dan disingkat "Depohar 10".
Struktur Organisasi mengalami sedikit perubahan diantaranya :
a. Kepala Bengkel Pemeliharaan diganti menjadi Komandan Satuan Pemeliharaan disingkat Dansathar.
b. Kepala Pengendalian Kualitas disingkat Kadisdalkual.
c. Seksi Diklat dihilangkan dan digabung ke Binpersman, kemudian Binpersman diganti menjadi Seksi Binpers disingkat Sibinpers dan Sibinpers membawahi Subsi Minpers dan Subsi Diklat.
21. Penggantian pimpinan pada periode ini adalah Kolonel Tek Sudjarwo, SE.SIP, diganti oleh Letkol Tek Bob S. Trisno pada tahun 1999, selanjutnya pada tahun 2000 Kolonel Tek Bob S. Trisno diganti oleh Kolonel Tek Ferdinand A.M. Kemudian pada tanggal 23 April 2002 Kolonel Tek Ferdinand A.M. diganti oleh Kolonel Tek Mulyono.
BAB IV
PENUTUP
22. Demikian uraian ringkas tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan Depo Pemeliharaan 10, disusun untuk selanjutnya dapat menambah wacana tentang Depohar 10. Semoga dengan adanya penulisan sejarah ringkas Depohar 10 ini dapat menumbuhkan motivasi kerja bagi anggota Depohar 10 dan juga dapat menjadi bahan masukan bagi Pimpinan Koharmatau khususnya maupun TNI AU pada umumnya.